‘Asyura berasal dari kata ‘asyara, artinya bilangan sepuluh. Secara istilahi Puasa ‘Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram pada Kalender Islam Hijriyah. Tahun 1430 H ini hari 'Asyura bertepatan dengan 7 Januari 2009 M. Hukum puasa Asyura adalah sunnah; maksudnya sangat dianjurkan dan berpahala bagi yang menerjakannya namun tidak berdosa bagi yang tidak mengerjakannya.
Hadits dari Siti Aisyah RA
yang diriwayatkan Imam Bukhori:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ
مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Rasulullah SAW
memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan,
barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan
barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka. (HR
Bukhari)
Diriwayatkan bahwa puasa ‘Asyura sudah dilakukan oleh masyarakat
Quraisy Makkah pada masa jahiliyyah. Rasulullah SAW juga melakukannya ketika
masih berada di Makkah maupun seteleh berada di Madinah.
Diriwayatkan
juga bahwa ketika Nabi SAW datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi
melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang
Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani
Israil dari musuhnya, maka Nabi Musa AS berpuasa pada hari ini. Rasulullah
bersabda,
فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى
مِنْكُمْ
Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum
Yahudi).
Maka kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan
ummatnya untuk melakukannya. (HR Bukhari)
Diriwayatkan oleh Imam Muslim
bahwa Rasulullah pun sempat diprotes oleh umat Islam di Madinah: “Ya Rasulallah,
hari itu (’Asyura) diagungkan oleh orang Yahudi.” Maksudnya, kenapa umat Islam
mengerjakan sesuatu persis seperti yang dilakukan oleh umat Yahudi? Beliau lalu
bersabda: "Di tahun depan insya
Allah kita akan berpuasa pada
tanggal 9.” Setelah itu, tidak hanya disunnahkan puasa pada tanggal 10 tapi juga
tanggal 9 Muharram. Sayang, sebelum datang tahun berikutnya Rasulullah telah
wafat.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan keinginan beliau untuk berpuasa
pada tanggal 9 dimaksudkan agar tidak persis seperti yang dilakukan oleh umat
pada masa Nabi sebelumya, yakni Yahudi dan Nashrani. (Fathul Bari 4: 245)
Sebagian ulama memberikan
nama tersendiri untuk puasa sunnah di tanggal 9 Muharam ini, yakni puasa Tasu’a,
dari katatis’a artinya
bilangan sembilan. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa puasa tanggal
sembilan ini adalah bagian dari kesunnahan puasa asyura.
Adapun fadhilah
atau keutamaan puasa asyura adalah seperti digambarkan dalam hadits dari Sahabat
Abdullah bin Abbas berikut ini:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ
يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ
رَمَضَانَ
Aku tidak pernah mendapati Rasulullah SAW
menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain
kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan
Ramadhan. (HR Muslim)
Puasa
‘Asyura disandingkan dengan puasa Ramadhan. Rasulullah SAW juga
bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ
المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ
Puasa yang paling
utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan shalat yang
paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. (HR Muslim)
Keutamaan yang didambakan dari puasa
‘Asyura adalah dapat menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Imam Abu Daud
meriwayatkan dari Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ
عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ
قَبْلَهُ
Puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap
kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu. (HR Abu
Daud)
Begitu besar keutamaan yang terkandung pada puasa di hari ini.
Bahkan sebagian ulama salaf menganggap puasa ‘Asyura hukumnya wajib. Namun
berdasarkan hadits ‘Aisyah di atas, kalaupun puasa ini dihukumi wajib maka
kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang sunnah. (A
Khoirul Anam)
No comments:
Post a Comment